Dewasa
ini pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Banyak
orang berbondong-bondong untuk mencari ilmu di instansi-instansi pendidikan.
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan maka semakin berkembang pula
masyarakatnya. Pendidikan yang menjadi komponen dari tujuan negara dari waktu
ke waktu semakin diperbaharui dan dikembangkan. Begitu pula dengan pendidikan
jasmani, kesehatan dan rekreasi di negara ini.
Pendidikan
jasmani tidak hanya mengasah satu aspek saja, namun tiga aspek sekaligus
yaitu, aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Aspek psikomotorik-lah yang
paling dominan dalam pendidikan jasmani. Psikomotorik mengarah pada
gerak-gersk sehingga dalam praktikumnya olahraga yang menjadi kajian dalam
pendidikan ini. Olahraga yang cukup banyak digemari oleh para mahasiswa FIK
UNY adalah cabang olahraga softball.
Softball
merupakan olahraga dengan bentuk permainan striking. Permainan striking
merupakan permainan yang didalamnya menempatkan bola di daerah tertentu dan
berlari menuju pos-pos untuk mencetak poin. Permainan ini sangat membutuhkan
taktik yang tepat untuk mencetak poin sebanyak-banyaknya. Selain itu permainan
ini juga membutuhkan kerjasama tim untuk mencetak poin.
Softball
banyak digemari karena permainan ini sangat menyenangkan dan membutuhkan
strategi yang jitu, namun pada dasarnya olahraga ini termasuk dalam kategori
yang sulit. Baik sulit dari segi permainan maupun sulit dari segi peraturan
permainannya. Untuk itu umpires (wasit) dalam permainan ini harus benar-benar
menguasai peraturan permainan dan peraturan untuk upires itu sendiri. Dalam
konteks ini masih banyak mahasiswa-mahasiswa yang belum sepenuhnya mengerti
akan pentingnya peraturan tentang wasit itu sendiri. Oleh karena itu makalah
ini dibuat selain untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah permainan softball
namun juga untuk kita semua dalam hal mempelajari peraturan-peraturan umpires
dalam softball mengingat olahraga ini banyak digemari dan tidak terjadi
kesalahan dalam permainannya.
UMPIRE
PERTANDINGAN
Dalam pertandingan softball terdapat minimal satu orang hingga
tujuh orang hakim atau wasit (umpire).
Terdapat satu orang plate umpire dan tiga wasit marka yang menjaga pertandingan. Selebihnya wasit memantau daerah luar. Dalam pertandingan fast pitch dihakimi oleh empat wasit (satu plate umpire, tiga wasit marka).
Istilah untuk seorang wasit adalah “blue”, disebabkan
seragam mereka selalu berwarna biru.
Posisi seorang wasit adalah berdiri di belakang penangkap bola dan pemukul
bola. Berfungsi untuk melihat arah datangnya bola yang dilempar pelempar bola
ke penangkap bola apakah itu strike atau ball. Wasit juga mengawasi
jalannya permainan dengan cermat untuk menentukan peristiwa yang sebenarnya
terjadi dan menjaga agar pemain mematuhi peraturan.
Sebagai pemimpin pertandingan adalah Umpire plate. Karena sifatnya
sebagai pemimpin pertandingan, kekuasaan umpire plate dalam sebuah pertandingan softball
adalah mutlak, Walaupun dapat diprotes (appealed) keputusannya tidak
dapat diganggu gugat apabila protes yang dilakukan pemain atau
pelatih atau manager team menyangkut ajustment, tapi protes dapat dilakukan
dan dapat diterima apabila protes dilaukan terhadap salah penerapan rules. Seorang
wasit dapat mengeluarkan siapa saja baik pemain atau bahkan seorang pelatih keluar lapangan, jika menurut wasit
mengganggu jalannya pertandingan.
WEWENANG
DAN KEWAJIBAN
Para
wasit adalah wakil wakil liga atau organisasi yang ditugaskan pada sebuah pertandingan,
dan sebagai petugas, diberi wewenang dan diharuskan memberlakukan setiap
section peraturan di buku ini. Mereka berhak memerintahkan seorang pemain,
pelatih, kapten regu atau manajer melakukan atau tidak melakukan tindakan
apapun yang menurut penilaiannya perlu guna memberi kekuatan dan dampak pada
salah satu atau semua aturan ini dan berwenang mengenakan hukuman seperti
diatur di peraturan ini. Wasit kepala (plate umpire) punya kewenangan
mengambil keputusan pada situasi manapun juga yang belum diatur oleh peraturan
ini.
INFORMASI UMUM UNTUK WASIT
1. Wasit
tidak boleh anggota salah satu regu (yang bertanding). Contoh: pemain,
pelatih, manajer, petugas, pencatat angka atau sponsor.
2. Wasit
harus yakin akan tanggal, waktu dan tempat pertandingan dan harus tiba
ditempat tugas 20-30 menit sebelum waktu pertandingan harus dimulai, kemudian
memulai pertandingan pada waktunya dan baru meninggalkan lapangan ketika
pertandingan usai.
3. Wasit
putra maupun putri harus mengenakan
ü Kemeja
lengan panjang atau lengan pendek berwarna biru muda (powder blue).
ü Kaus
kaki biru tua (dark navy blue).
ü Celana
warna biru tua.
ü Topi
(cap) berwarna biru tua dengan aksara “ISF” berwarna putih bergaris warna biru
tercantum dibagian depan.
ü Tas
bola berwarna buru tua (hanya wasit kepala)
ü Jas
atau ‘sweater’ warna biru tua.
ü Sepatu
dan ikat pinggang berwarna hitam.
ü Kaus
dalam oblong berwarna putih dipakai di dalam kemeja biru muda.
4. Wasit
tidak dibenarkan memakai perhiasan yang tampak keluar yang dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan. KECUALI: Gelang dan/atau kalung Informasi Keadaan Medis
Khusus (Medical Alert Bracelets) – misalnya memberi tahu pemakai penderita
diabetes, pemakai pacu jantung atau peka penisilin, d.s.b.).
5. Wasit
kepala di Fast Pitch
ü Harus
memakai kedok pelindung wajah, berlapis bantalan hitam atau coklat dan
pelindung tenggorokan berwarna hitam (Pelindung tenggorokan dari kawat yang
terpasang di pelindung wajah juga dapat dipakai sebagai ganti pelindung
tenggorokan khusus).
ü Disarankan
untuk juga memakai pelindung tubuh dan pelindung betis (tulang kering).
6. Para wasit harus memperkenalkan dirinya
kepada kedua kapten, manajer dan pencatat angka (scorer).
7. Para
wasit harus meneliti sempadan/ batas lapangan, peralatan dan menjelas-kan
semua peraturan setempat (lokal – ground rules) kepada ke dua regu dan para
pelatihnya.
8. Setiap
wasit memiliki kewenangan mengenyampingkan/ mangabaikan atau membuat keputusan
atas pelanggaran yang dilakukan selama waktu pertandingan berjalan atau selama
pertandingan ditunda sampai pertandingan selesai seluruhnya.
9. Tak
seorangpun wasit punya wewenang untuk mengenyampingkan/mengabaikan atau
mempersoalkan keputusan yang dibuat oleh wasit lain yang dilakukan dalam batas
batas kewenangannya masing masing seperti diuraikan dalam peraturan ini.
10. Seorang wasit dapat berkonsultasi dengan
rekan sesama wasit setiap waktu. Namun keputusan akhir tetap ada di tangan
wasit yang secara eksklusip berwenang atas keputusan itu walaupun ia telah
meminta pendapat rekannya wasit lain.
11. Guna
mendefinisikan kewajiban masing masing, maka wasit yang menentukan putusan
apakah lemparan pitch strike atau ball akan disebut “Wasit Kepala” (“Plate
Umpire”), sedangkan wasit wasit yang mengambil keputusan atas permainan di
sekitar base disebut “Wasit Base” (“Base Umpire”).
12. Wasit
kepala dan wasit base punya wewenang yang sama dan setara untuk
ü Menyatakan
pelari mati karena lepas dari base terlalu dini.
ü Menyatakan
“Jeda” (“Time”) untuk menunda pertandingan.
ü Mengeluarkan
atau mengusir pemain, pelatih atau manajer dari pertandingan akibat suatu
pelanggaran.
ü Menyatakan
lemparan pitch tidak sah. 5. Menentukan dan menyatakan adanya “infield
fly”.
13. Wasit
akan menyatakan pemukul atau pelari mati tanpa perlu menunggu adanya gugatan
untuk membuat putusan itu dalam semua kasus ketika pemain pemain itu dimatikan
sesuai dengan aturan aturan ini.
CATATAN: Kecuali
digugat, wasit tidak menyatakan seorang pemain mati atau memberinya
hukuman karena alpa menyentuh base, meninggalkan base terlalu dini
pada bola pukul lambung, memukul tidak sesuai dengan giliran pukulnya, menjadi
pemain cadangan yang menggantikan pemain lain tanpa dilapor-kan kepada wasit,
menjadi pemain yang bermain kembali secara tidak sah sesudah diganti (illegal
re-entry), pemain pengganti atau pemain yang sudah diganti dan kembali lagi
bermain tanpa dilaporkan, atau menjadi pelari yang berganti posisi
dengan pelari lain atau berusaha maju ke base2 setelah sampai di base1
seperti yang di uraikan pada peraturan ini.
14. Wasit
tidak boleh memberi sebuah regu hukuman untuk pelanggaran aturan kalau
pemberlakuan hukuman itu malah menguntungkan regu yang bersalah.
15. Kealpaan wasit mematuhi Aturan 10 tidak dapat
dijadikan dasar untuk melancarkan protes. Aturan ini semata mata adalah
panduan dan petunjuk bagi para wasit.
WASIT KEPALA (PLATE UMPIRE)
1. Mengambil
posisi di belakang punggung catcher. Ia sepenuhnya berwenang dan bertanggung
jawab untuk mengatur pertandingan agar berjalan secara tertib dan dengan
semestinya.
2. Menentukan
apakah lemparan pitch strike atau ball.
3. Dengan
kesepakatan dan kerja sama dengan wasit base, membuat keputusan tentang
permainan (plays) yang terjadi, membuat penilaian tentang bola pukul, fair
atau foul, tertangkap secara sah atau tidak sah. Pada permainan permainan yang
mengharuskan wasit base meninggalkan infield, wasit kepala mengambil alih
tugas dan kewajiban yang biasanya dipikul wasit base itu.
4. Akan
menentukan dan menyatakan apakah pemukul memukul ketok atau mengampak bola,
atau bola pukul menyentuh tubuh atau pakaian pemukul.
5. Mengambil
keputusan di base jika perlu.
6. Menentukan
apakah pertandingan di ‘forfeit’ atau tidak
7. Menjalankan
semua tugas dan tanggung jawab jika bekerja sebagai wasit tunggal dalam
pertandingan itu.
WASIT BASE (BASE UMPIRE)
1. Mengambil posisi di
lapangan permainan sedemikian rupa sesuai dengan sistem perwasitan yang
dipakai (yang relevan).
2. Membantu
wasit kepala dengan segala cara, untuk memberlakukan semua aturan permainan.
TANGGUNG JAWAB WASIT TUNGGAL & PERGANTIAN WASIT
Jika
hanya seorang wasit saja yang diberi tugas memimpin pertandingan, kewajiban
dan wewenangnya akan menyebar ke segala hal. Posisi awal wasit pada setiap
lemparan pitch adalah dari belakang plate. Pada setiap bola pukul atau
permainan yang berkembang dan berjalan, wasit akan pindah dari belakang plate
ke infield guna mencari posisi terbaik mengamati setiap permainan yang dapat
terjadi.
Sesuai
kesepakatan regu regu yang bertanding, wasit sebuah pertandingan tidak boleh
diganti, kecuali ia tak lagi mampu akibat cedera atau menderita sakit.
PENILAIAN
WASIT (UMPIRE’S JUDGMENT)
Tak
boleh ada gugatan untuk setiap keputusan wasit manapun, atas dasar sangkaan
bahwa ia salah menentukan apakah sebuah pukulan fair atau foul,pelari mati
atau selamat, bola pitch strike atau ball, atau atas permainan manapun juga
yang menyangkut kecermatan penilaian atau pengamatan. Keputusan seorang wasit
tidak boleh dibatalkan oleh wasit lain, kecuali jika ia yakin bahwa justru
telah terjadi pelanggaran atas aturan aturan ini. Dalam hal manajer, kapten,
atau salah satu regu mencoba agar sebuah keputusan dibatalkan semata mata atas
dasar penafsiran salah satu titik di aturan, wasit yang keputusannya sedang
dipertanyakan, jika ragu, dapat membahasnya dahulu dengan rekan wasitnya
sebelum mengambil keputusan final. Namun, dalam keadaan manapun juga, tak
seorangpun pemain atau individu, selain manajer atau kapten regu, mempunyai
hak yang sah melancarkan protes atas sebuah keputusan dan kemudian menuntut
agar dibatalkan, atas dasar bahwa keputusan itu bertentangan dengan aturan
aturan ini.
Dalam
keadaan apapun juga seorang wasit tidak boleh mengupayakan pembatalan
keputusan seorang rekannya wasit lain, ataupun mencela keputusan atau
mencampuri tugas tugas rekannya kecuali jika diminta wasit yang bersangkutan.
Wasit,
yang melakukan pembahasan bersama, dapat melakukan koreksi pada suatu situasi
dimana pembatalan keputusan seorang wasit, atau keputusan wasit yang tertunda,
menempatkan pemukul-pelari pada posisi dapat dimatikan (in jeopardy), atau merugikan
posisi regu jaga.
CATATAN:
Koreksi ini tidak dimungkinkan lagi setelah sebuah lemparan pitch sah ataupun
tidak sah dilakukan, atau kalau semua pemain jaga telah meninggalkan daerah
fair.
TANDA (SIGNAL)
1. Untuk
memberi tanda bahwa pertandingan akan dimulai, atau dilanjutkan, wasit
meneriakkan “PLAY BALL”, dan pada saat yang sama memberi tanda bahasa tubuh
kepada pitcher untuk melempar pitch.
2. STRIKE
ditandai dengan mengangkat tangan kanan ke atas, dan jari jari menunjukkan
hitungan strike sambil meneriakkan “STRIKE” dengan suara yang tegas, dan jelas
diikuti dengan jumlah strike saat itu.
3. Untuk
menandakan lemparan pitch BALL, tidak diberikan dalam bentuk tanda dengan
tangan.
4. Untuk
memberi tanda HITUNGAN (COUNT) ball dan strike, maka hitungan ball disebutkan
dahulu baru disusul dengan hitungan strike.
5. Untuk
memberi tanda telah terjadi pukulan FOUL, wasit menyerukan “FOUL BALL” dan
mengulurkan lengannya menjauhi diamond sesuai arah bola.
6. Untuk
menunjukkan FAIR BALL, wasit mengarahkan lengannya ke arah diamond, sambil
menggerak-gerakkannya seakan akan melakukan tonjokan atau memompa.
7. Untuk
menunjukkan pemukul atau pelari mati (OUT), wasit mengangkat tangan kanannya
ke atas bahunya, dengan tangan terkepal.
8. Untuk
menunjukkan bahwa pemain SAFE, wasit merentangkan kedua tangannya mendatar ke
samping tubuhnya, telapak tangan menghadap ke bawah.
9. Untuk
menunjukkan penundaan pertandingan, wasit menyerukan “TIME” atau “JEDA” sambil
mengulurkan kedua lengannya di atas kepalanya. Wasit yang lain segera
menyambut dengan gerakan yang sama.
10. Untuk
menunjukkan keadaan bola mati tertunda (DELAYED DEAD BALL), wasit mengulurkan
lengan kirinya mendatar dengan tangan terkepal.
11. Untuk
menandakan adanya situasi TRAPPED BALL wasit menjulurkan kedua lengannya
mendatar ke samping tubuh, dengan telapak tangan menghadap ke bawah.
12. Untuk
menunjukkan pukulan yang menurut aturan lokal dianggap pukulan dua base
(GROUND RULE DOUBLE), wasit mengulurkan tangan kanannya di atas kepalanya
sambil menunjukkan dua jarinya sebagai tanda jumlah base yang dianugerahkan.
13. Untuk
menunjukkan HOME RUN, wasit mengulurkan tangan kanan yang dikepalkan di atas
kepalanya sambil memutar mutarkan lengan itu searah jarum jam.
14. Untuk
menunjukkan INFIELD FLY, wasit menyerukan “INFIELD FLY JIKA FAIR, BATTER OUT.”
Sambil mengulurkan salah satu lengannya ke atas kepalanya.
15. Untuk
menandakan agar pitcher TIDAK MELEMPAR PITCH, wasit mengangkat satu tangannya
dengan telapak menghadap pitcher. Jika pitcher tetap melempar pitch wasit
menyatakan “NO PITCH” (“BUKAN PITCH”).
MENUNDA
PERTANDINGAN (SUSPENSION OF PLAY)
1. Wasit
dapat menunda sementara pertandingan, jika menurut penilaiannya, memang perlu
ditunda dahulu.
2. Permainan
ditunda ketika wasit meninggalkan posisinya untuk membersihkan plate, atau
melakukan tugas lain yang tidk terkait langsung dengan mengawasi pertandingan.
3. Wasit
menunda dahulu pertandingan ketika batter, atau pitcher melangkah meninggalkan
posisinya dengan alasan yang dapat disahkan.
4. Wasit
tak boleh menyerukan “TIME” (“JEDA”), manakala pitcher telah memulai gerakan
windup.
5. Wasit
tak boleh menyerukan “TIME” (“JEDA”), manakala suatu permainan masih sedang
berlangsung.
6. Dalam
hal terjadi cedera, kecuali jika wasit berpendapat cedera yang terjadi cukup
parah (sehingga membahayakan keselamatan pemain), wasit belum akan menyerukan
“TIME” sampai semua permainan yang sedang berlanjut telah usai atau pelari
telah menduduki di base-nya masing masing.
7. Dalam
hal terjadi cedera, dan jeda pertandingan diumumkan, bola mati dan pelari
dapat diberi anugerah satu atau lebih base yang akan dapat dicapainya jika
tidak terjadi peristiwa yang menyebab-kan cedera itu.
ü Wasit
tidak menenuda pertandingan atas permintaan seorang pemain, pelatih atau
manajer sampai semua tindakan oleh kedua regu telah selesai sempurna.
ü (HANYA SP) Manakala, menurut pendapat wasit,
semua permainan yang sedang berlangsung tampak sudah selesai sempurna, wasit
baru menyerukan “TIME”.
PELANGGARAN
DAN GANJARAN ( VIOLATIONS AND PENALTIES)
1. Pemain, pelatih, atau manajer tidak boleh
mengeluarkan kata kata kotor, kata kata yang merendahkan atau menghina tentang
atau kepada pemain lawan, officials, petugas pertandingan, atau penonton, atau
berperilaku atau menunjukkan perilaku dan sikap yang dapat dipandang tidak
sportif.
2. Ganjaran
untuk pelanggaran oleh pemain dapat berupa PENGUSIRAN dengan segera, atau
pelanggar DIKELUARKAN dari pertandingan.
3. Ganjaran
atas pelanggaran oleh manajer, pelatih atau petugas regu lainnya adalah
ü Bagi
pelanggaran pertama, diberi peringatan.
ü Pelanggaran
berikutnya, atau jika pelanggaran pertama sudah dianggap wasit bersifat
pelanggaran berat, pelanggar DIUSIR dari pertandingan.
CATATAN: Jika pelatih
kepala yang diusir dari pertandingan, ia harus memasukkan nama pelatih sebagai
penggantinya sepanjang sisa pertandingan.
4. Pemain
yang DIKELUARKAN dari pertandingan masih dibenarkan duduk di bangku pemain,
namun tidak lagi boleh ikut serta bermain kecuali berfungsi sebagai ‘coach’.
5. Pemain,
manajer, pelatih atau anggota regu lainnya yang DIUSIR dari pertandingan,
harus segera meninggalkan lapangan ke ruang ganti (dressing room) selama sisa
pertandingan.
6. Perlawanan
atas keputusan PENGELUARAN atau PENGUSIRAN oleh seseorang untuk segera
meninggalkan pertandingan akan berakibat diberikannya kemenangan kepada regu
lawannya (forfeiture).
PENUTUP
Dalam
praktiknya permainan softball masih banyak mahasiswa-mahasiswa yang belum
sepenuhnya mengetahui peraturan-peraturan dalam permainan softball. Dari segi
permainan dan kepemimpinan wasit belumlah cukup menguasai. Wasit yang disebut
juga umpire dalam softball mempunyai wewenang dan kewajiban dalam memimpin
suatu pertandingan. Selain itu juga terdapat peraturan-peraturan lainnya yang
wajib untuk dimengerti oleh seorang umpire.
Wasit
dalam permainan softball dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya adalah,
umpire utama dan umpire base serta penjaga. Dengan demikian dalam satu
pertaandingan tidak hanya umpire utama saja yang menentukan sah tidaknya dalam
permainan, namun juga umpire-umpire yang lain.
Sebagai
umpire juga memiliki tanggung jawab untuk memberikan tanda atau signal dalam
permainan. Sebagai contoh yaitu seorang umpire mengucapkan “beater up”
merupakan tanda agar seorang beater memasuki area beater box. Misal yang lain
adalah “play ball” yaitu tanda dimulainya lemparan pitcher. Selain memberikan
tanda-tanda seperti di atas, umpire juga berhak menentukan pelanggaran dan
ganjaran bagi setiap tim, pemain ataupun coach. Umpire juga berhak untuk
mengeluarkan seorang pemain ataupun coach jika yang dirasa mengganggu jalannya
pertandingan.
DAFTAR
PUSTAKA
International
Softball Federation. Softball rules.
Piet
Burhanudin. Terjemahan International Softball rules 2010 - 2013. Aturan 10.
Wasit (umpires). hal 95
Wilson
John & Jacob R. Phil. 2004. Softball & Baseball Rules. Lousville. Sport
Generation.
http://www.iscfastpitch.com/index.php?page=rules_and_forms.
Diakses pada, 11 juni 2012 pukul 22.00 WIB
http://prasetya230487.blogspot.com/2007/12/wasit-pertandingan-umpire.html.
diakses pada, 14 juni 2012 pukul 18.45 WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Sofbol
diakses pada, 14 juni 2012 pukul 19.00 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar