Minggu, 28 Oktober 2012

Umpire ( Wasit dalam Softball )

Umpire (Wasit dalam Softball)





Dewasa ini pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Banyak orang berbondong-bondong untuk mencari ilmu di instansi-instansi pendidikan. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan maka semakin berkembang pula masyarakatnya. Pendidikan yang menjadi komponen dari tujuan negara dari waktu ke waktu semakin diperbaharui dan dikembangkan. Begitu pula dengan pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi di negara ini.
Pendidikan jasmani tidak hanya mengasah satu aspek saja, namun tiga aspek sekaligus yaitu, aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Aspek psikomotorik-lah yang paling dominan dalam pendidikan jasmani. Psikomotorik mengarah pada gerak-gersk sehingga dalam praktikumnya olahraga yang menjadi kajian dalam pendidikan ini. Olahraga yang cukup banyak digemari oleh para mahasiswa FIK UNY adalah cabang olahraga softball.
Softball merupakan olahraga dengan bentuk permainan striking. Permainan striking merupakan permainan yang didalamnya menempatkan bola di daerah tertentu dan berlari menuju pos-pos untuk mencetak poin. Permainan ini sangat membutuhkan taktik yang tepat untuk mencetak poin sebanyak-banyaknya. Selain itu permainan ini juga membutuhkan kerjasama tim untuk mencetak poin.
Softball banyak digemari karena permainan ini sangat menyenangkan dan membutuhkan strategi yang jitu, namun pada dasarnya olahraga ini termasuk dalam kategori yang sulit. Baik sulit dari segi permainan maupun sulit dari segi peraturan permainannya. Untuk itu umpires (wasit) dalam permainan ini harus benar-benar menguasai peraturan permainan dan peraturan untuk upires itu sendiri. Dalam konteks ini masih banyak mahasiswa-mahasiswa yang belum sepenuhnya mengerti akan pentingnya peraturan tentang wasit itu sendiri. Oleh karena itu makalah ini dibuat selain untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah permainan softball namun juga untuk kita semua dalam hal mempelajari peraturan-peraturan umpires dalam softball mengingat olahraga ini banyak digemari dan tidak terjadi kesalahan dalam permainannya.


      UMPIRE PERTANDINGAN
Dalam pertandingan softball terdapat minimal satu orang hingga tujuh orang hakim atau wasit (umpire). Terdapat satu orang plate umpire dan tiga wasit marka yang menjaga pertandingan. Selebihnya wasit memantau daerah luar. Dalam pertandingan fast pitch dihakimi oleh empat wasit (satu plate umpire, tiga wasit marka).
Istilah untuk seorang wasit adalah “blue”, disebabkan seragam mereka selalu berwarna biru. Posisi seorang wasit adalah berdiri di belakang penangkap bola dan pemukul bola. Berfungsi untuk melihat arah datangnya bola yang dilempar pelempar bola ke penangkap bola apakah itu strike atau ball. Wasit juga mengawasi jalannya permainan dengan cermat untuk menentukan peristiwa yang sebenarnya terjadi dan menjaga agar pemain mematuhi peraturan.
Sebagai pemimpin pertandingan adalah Umpire plate. Karena sifatnya sebagai pemimpin pertandingan, kekuasaan umpire plate dalam sebuah pertandingan softball adalah mutlak, Walaupun dapat diprotes (appealed) keputusannya tidak dapat diganggu gugat apabila protes yang dilakukan pemain atau pelatih atau manager team menyangkut ajustment, tapi protes dapat dilakukan dan dapat diterima apabila protes dilaukan terhadap salah penerapan rules. Seorang wasit dapat mengeluarkan siapa saja baik pemain atau bahkan seorang pelatih keluar lapangan, jika menurut wasit mengganggu jalannya pertandingan.

   WEWENANG DAN KEWAJIBAN
Para wasit adalah wakil wakil liga atau organisasi yang ditugaskan pada sebuah pertandingan, dan sebagai petugas, diberi wewenang dan diharuskan memberlakukan setiap section peraturan di buku ini. Mereka berhak memerintahkan seorang pemain, pelatih, kapten regu atau manajer melakukan atau tidak melakukan tindakan apapun yang menurut penilaiannya perlu guna memberi kekuatan dan dampak pada salah satu atau semua aturan ini dan berwenang mengenakan hukuman seperti diatur di peraturan ini. Wasit kepala (plate umpire) punya kewenangan mengambil keputusan pada situasi manapun juga yang belum diatur oleh peraturan ini.




INFORMASI UMUM UNTUK WASIT
1.      Wasit tidak boleh anggota salah satu regu (yang bertanding). Contoh: pemain, pelatih, manajer, petugas, pencatat angka atau sponsor.
2.      Wasit harus yakin akan tanggal, waktu dan tempat pertandingan dan harus tiba ditempat tugas 20-30 menit sebelum waktu pertandingan harus dimulai, kemudian memulai pertandingan pada waktunya dan baru meninggalkan lapangan ketika pertandingan usai.
3.      Wasit putra maupun putri harus mengenakan
ü  Kemeja lengan panjang atau lengan pendek berwarna biru muda (powder blue).
ü  Kaus kaki biru tua (dark navy blue).
ü  Celana warna biru tua.
ü  Topi (cap) berwarna biru tua dengan aksara “ISF” berwarna putih bergaris warna biru tercantum dibagian depan.
ü  Tas bola berwarna buru tua (hanya wasit kepala)
ü  Jas atau ‘sweater’ warna biru tua.
ü  Sepatu dan ikat pinggang berwarna hitam.
ü  Kaus dalam oblong berwarna putih dipakai di dalam kemeja biru muda.
4.      Wasit tidak dibenarkan memakai perhiasan yang tampak keluar yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan. KECUALI: Gelang dan/atau kalung Informasi Keadaan Medis Khusus (Medical Alert Bracelets) – misalnya memberi tahu pemakai penderita diabetes, pemakai pacu jantung atau peka penisilin, d.s.b.).
5.      Wasit kepala di Fast Pitch
ü  Harus memakai kedok pelindung wajah, berlapis bantalan hitam atau coklat dan pelindung tenggorokan berwarna hitam (Pelindung tenggorokan dari kawat yang terpasang di pelindung wajah juga dapat dipakai sebagai ganti pelindung tenggorokan khusus).
ü  Disarankan untuk juga memakai pelindung tubuh dan pelindung betis (tulang kering).
6.       Para wasit harus memperkenalkan dirinya kepada kedua kapten, manajer dan pencatat angka (scorer).
7.      Para wasit harus meneliti sempadan/ batas lapangan, peralatan dan menjelas-kan semua peraturan setempat (lokal – ground rules) kepada ke dua regu dan para pelatihnya.
8.      Setiap wasit memiliki kewenangan mengenyampingkan/ mangabaikan atau membuat keputusan atas pelanggaran yang dilakukan selama waktu pertandingan berjalan atau selama pertandingan ditunda sampai pertandingan selesai seluruhnya.
9.      Tak seorangpun wasit punya wewenang untuk mengenyampingkan/mengabaikan atau mempersoalkan keputusan yang dibuat oleh wasit lain yang dilakukan dalam batas batas kewenangannya masing masing seperti diuraikan dalam peraturan ini.
10.   Seorang wasit dapat berkonsultasi dengan rekan sesama wasit setiap waktu. Namun keputusan akhir tetap ada di tangan wasit yang secara eksklusip berwenang atas keputusan itu walaupun ia telah meminta pendapat rekannya wasit lain.
11.  Guna mendefinisikan kewajiban masing masing, maka wasit yang menentukan putusan apakah lemparan pitch strike atau ball akan disebut “Wasit Kepala” (“Plate Umpire”), sedangkan wasit wasit yang mengambil keputusan atas permainan di sekitar base disebut “Wasit Base” (“Base Umpire”).
12.  Wasit kepala dan wasit base punya wewenang yang sama dan setara untuk
ü  Menyatakan pelari mati karena lepas dari base terlalu dini.
ü  Menyatakan “Jeda” (“Time”) untuk menunda pertandingan.
ü  Mengeluarkan atau mengusir pemain, pelatih atau manajer dari pertandingan akibat suatu pelanggaran.
ü  Menyatakan lemparan pitch tidak sah. 5. Menentukan dan menyatakan adanya “infield fly”.
13.  Wasit akan menyatakan pemukul atau pelari mati tanpa perlu menunggu adanya gugatan untuk membuat putusan itu dalam semua kasus ketika pemain pemain itu dimatikan sesuai dengan aturan aturan ini.
CATATAN: Kecuali digugat, wasit tidak menyatakan seorang pemain mati atau memberinya hukuman karena alpa menyentuh base, meninggalkan base terlalu dini pada bola pukul lambung, memukul tidak sesuai dengan giliran pukulnya, menjadi pemain cadangan yang menggantikan pemain lain tanpa dilapor-kan kepada wasit, menjadi pemain yang bermain kembali secara tidak sah sesudah diganti (illegal re-entry), pemain pengganti atau pemain yang sudah diganti dan kembali lagi bermain tanpa dilaporkan, atau menjadi pelari yang berganti posisi dengan pelari lain atau berusaha maju ke base2 setelah sampai di base1 seperti yang di uraikan pada peraturan ini.
14.  Wasit tidak boleh memberi sebuah regu hukuman untuk pelanggaran aturan kalau pemberlakuan hukuman itu malah menguntungkan regu yang bersalah.
15.   Kealpaan wasit mematuhi Aturan 10 tidak dapat dijadikan dasar untuk melancarkan protes. Aturan ini semata mata adalah panduan dan petunjuk bagi para wasit.

     WASIT KEPALA (PLATE UMPIRE)
1.      Mengambil posisi di belakang punggung catcher. Ia sepenuhnya berwenang dan bertanggung jawab untuk mengatur pertandingan agar berjalan secara tertib dan dengan semestinya.
2.      Menentukan apakah lemparan pitch strike atau ball.
3.      Dengan kesepakatan dan kerja sama dengan wasit base, membuat keputusan tentang permainan (plays) yang terjadi, membuat penilaian tentang bola pukul, fair atau foul, tertangkap secara sah atau tidak sah. Pada permainan permainan yang mengharuskan wasit base meninggalkan infield, wasit kepala mengambil alih tugas dan kewajiban yang biasanya dipikul wasit base itu.
4.      Akan menentukan dan menyatakan apakah pemukul memukul ketok atau mengampak bola, atau bola pukul menyentuh tubuh atau pakaian pemukul.
5.      Mengambil keputusan di base jika perlu.
6.      Menentukan apakah pertandingan di ‘forfeit’ atau tidak
7.      Menjalankan semua tugas dan tanggung jawab jika bekerja sebagai wasit tunggal dalam pertandingan itu.

   WASIT BASE (BASE UMPIRE)
1.       Mengambil posisi di lapangan permainan sedemikian rupa sesuai dengan sistem perwasitan yang dipakai (yang relevan).
2.      Membantu wasit kepala dengan segala cara, untuk memberlakukan semua aturan permainan.




   TANGGUNG JAWAB WASIT TUNGGAL & PERGANTIAN WASIT
Jika hanya seorang wasit saja yang diberi tugas memimpin pertandingan, kewajiban dan wewenangnya akan menyebar ke segala hal. Posisi awal wasit pada setiap lemparan pitch adalah dari belakang plate. Pada setiap bola pukul atau permainan yang berkembang dan berjalan, wasit akan pindah dari belakang plate ke infield guna mencari posisi terbaik mengamati setiap permainan yang dapat terjadi.
Sesuai kesepakatan regu regu yang bertanding, wasit sebuah pertandingan tidak boleh diganti, kecuali ia tak lagi mampu akibat cedera atau menderita sakit.

PENILAIAN WASIT (UMPIRE’S JUDGMENT)
Tak boleh ada gugatan untuk setiap keputusan wasit manapun, atas dasar sangkaan bahwa ia salah menentukan apakah sebuah pukulan fair atau foul,pelari mati atau selamat, bola pitch strike atau ball, atau atas permainan manapun juga yang menyangkut kecermatan penilaian atau pengamatan. Keputusan seorang wasit tidak boleh dibatalkan oleh wasit lain, kecuali jika ia yakin bahwa justru telah terjadi pelanggaran atas aturan aturan ini. Dalam hal manajer, kapten, atau salah satu regu mencoba agar sebuah keputusan dibatalkan semata mata atas dasar penafsiran salah satu titik di aturan, wasit yang keputusannya sedang dipertanyakan, jika ragu, dapat membahasnya dahulu dengan rekan wasitnya sebelum mengambil keputusan final. Namun, dalam keadaan manapun juga, tak seorangpun pemain atau individu, selain manajer atau kapten regu, mempunyai hak yang sah melancarkan protes atas sebuah keputusan dan kemudian menuntut agar dibatalkan, atas dasar bahwa keputusan itu bertentangan dengan aturan aturan ini.
Dalam keadaan apapun juga seorang wasit tidak boleh mengupayakan pembatalan keputusan seorang rekannya wasit lain, ataupun mencela keputusan atau mencampuri tugas tugas rekannya kecuali jika diminta wasit yang bersangkutan.
Wasit, yang melakukan pembahasan bersama, dapat melakukan koreksi pada suatu situasi dimana pembatalan keputusan seorang wasit, atau keputusan wasit yang tertunda, menempatkan pemukul-pelari pada posisi dapat dimatikan (in jeopardy), atau merugikan posisi regu jaga.
CATATAN: Koreksi ini tidak dimungkinkan lagi setelah sebuah lemparan pitch sah ataupun tidak sah dilakukan, atau kalau semua pemain jaga telah meninggalkan daerah fair.
    TANDA (SIGNAL)
1.      Untuk memberi tanda bahwa pertandingan akan dimulai, atau dilanjutkan, wasit meneriakkan “PLAY BALL”, dan pada saat yang sama memberi tanda bahasa tubuh kepada pitcher untuk melempar pitch.
2.      STRIKE ditandai dengan mengangkat tangan kanan ke atas, dan jari jari menunjukkan hitungan strike sambil meneriakkan “STRIKE” dengan suara yang tegas, dan jelas diikuti dengan jumlah strike saat itu.
3.      Untuk menandakan lemparan pitch BALL, tidak diberikan dalam bentuk tanda dengan tangan.
4.      Untuk memberi tanda HITUNGAN (COUNT) ball dan strike, maka hitungan ball disebutkan dahulu baru disusul dengan hitungan strike.
5.      Untuk memberi tanda telah terjadi pukulan FOUL, wasit menyerukan “FOUL BALL” dan mengulurkan lengannya menjauhi diamond sesuai arah bola.
6.      Untuk menunjukkan FAIR BALL, wasit mengarahkan lengannya ke arah diamond, sambil menggerak-gerakkannya seakan akan melakukan tonjokan atau memompa.
7.      Untuk menunjukkan pemukul atau pelari mati (OUT), wasit mengangkat tangan kanannya ke atas bahunya, dengan tangan terkepal.
8.      Untuk menunjukkan bahwa pemain SAFE, wasit merentangkan kedua tangannya mendatar ke samping tubuhnya, telapak tangan menghadap ke bawah.
9.      Untuk menunjukkan penundaan pertandingan, wasit menyerukan “TIME” atau “JEDA” sambil mengulurkan kedua lengannya di atas kepalanya. Wasit yang lain segera menyambut dengan gerakan yang sama.
10.  Untuk menunjukkan keadaan bola mati tertunda (DELAYED DEAD BALL), wasit mengulurkan lengan kirinya mendatar dengan tangan terkepal.
11.  Untuk menandakan adanya situasi TRAPPED BALL wasit menjulurkan kedua lengannya mendatar ke samping tubuh, dengan telapak tangan menghadap ke bawah.
12.  Untuk menunjukkan pukulan yang menurut aturan lokal dianggap pukulan dua base (GROUND RULE DOUBLE), wasit mengulurkan tangan kanannya di atas kepalanya sambil menunjukkan dua jarinya sebagai tanda jumlah base yang dianugerahkan.
13.  Untuk menunjukkan HOME RUN, wasit mengulurkan tangan kanan yang dikepalkan di atas kepalanya sambil memutar mutarkan lengan itu searah jarum jam.
14.  Untuk menunjukkan INFIELD FLY, wasit menyerukan “INFIELD FLY JIKA FAIR, BATTER OUT.” Sambil mengulurkan salah satu lengannya ke atas kepalanya.
15.  Untuk menandakan agar pitcher TIDAK MELEMPAR PITCH, wasit mengangkat satu tangannya dengan telapak menghadap pitcher. Jika pitcher tetap melempar pitch wasit menyatakan “NO PITCH” (“BUKAN PITCH”).

   MENUNDA PERTANDINGAN (SUSPENSION OF PLAY)
1.      Wasit dapat menunda sementara pertandingan, jika menurut penilaiannya, memang perlu ditunda dahulu.
2.      Permainan ditunda ketika wasit meninggalkan posisinya untuk membersihkan plate, atau melakukan tugas lain yang tidk terkait langsung dengan mengawasi pertandingan.
3.      Wasit menunda dahulu pertandingan ketika batter, atau pitcher melangkah meninggalkan posisinya dengan alasan yang dapat disahkan.
4.      Wasit tak boleh menyerukan “TIME” (“JEDA”), manakala pitcher telah memulai gerakan windup.
5.      Wasit tak boleh menyerukan “TIME” (“JEDA”), manakala suatu permainan masih sedang berlangsung.
6.      Dalam hal terjadi cedera, kecuali jika wasit berpendapat cedera yang terjadi cukup parah (sehingga membahayakan keselamatan pemain), wasit belum akan menyerukan “TIME” sampai semua permainan yang sedang berlanjut telah usai atau pelari telah menduduki di base-nya masing masing.
7.      Dalam hal terjadi cedera, dan jeda pertandingan diumumkan, bola mati dan pelari dapat diberi anugerah satu atau lebih base yang akan dapat dicapainya jika tidak terjadi peristiwa yang menyebab-kan cedera itu.
ü  Wasit tidak menenuda pertandingan atas permintaan seorang pemain, pelatih atau manajer sampai semua tindakan oleh kedua regu telah selesai sempurna.
ü   (HANYA SP) Manakala, menurut pendapat wasit, semua permainan yang sedang berlangsung tampak sudah selesai sempurna, wasit baru menyerukan “TIME”.



PELANGGARAN DAN GANJARAN ( VIOLATIONS AND PENALTIES)
1.       Pemain, pelatih, atau manajer tidak boleh mengeluarkan kata kata kotor, kata kata yang merendahkan atau menghina tentang atau kepada pemain lawan, officials, petugas pertandingan, atau penonton, atau berperilaku atau menunjukkan perilaku dan sikap yang dapat dipandang tidak sportif.
2.      Ganjaran untuk pelanggaran oleh pemain dapat berupa PENGUSIRAN dengan segera, atau pelanggar DIKELUARKAN dari pertandingan.
3.      Ganjaran atas pelanggaran oleh manajer, pelatih atau petugas regu lainnya adalah
ü  Bagi pelanggaran pertama, diberi peringatan.
ü  Pelanggaran berikutnya, atau jika pelanggaran pertama sudah dianggap wasit bersifat pelanggaran berat, pelanggar DIUSIR dari pertandingan.
CATATAN: Jika pelatih kepala yang diusir dari pertandingan, ia harus memasukkan nama pelatih sebagai penggantinya sepanjang sisa pertandingan.
4.      Pemain yang DIKELUARKAN dari pertandingan masih dibenarkan duduk di bangku pemain, namun tidak lagi boleh ikut serta bermain kecuali berfungsi sebagai ‘coach’.
5.      Pemain, manajer, pelatih atau anggota regu lainnya yang DIUSIR dari pertandingan, harus segera meninggalkan lapangan ke ruang ganti (dressing room) selama sisa pertandingan.
6.      Perlawanan atas keputusan PENGELUARAN atau PENGUSIRAN oleh seseorang untuk segera meninggalkan pertandingan akan berakibat diberikannya kemenangan kepada regu lawannya (forfeiture).









   PENUTUP
Dalam praktiknya permainan softball masih banyak mahasiswa-mahasiswa yang belum sepenuhnya mengetahui peraturan-peraturan dalam permainan softball. Dari segi permainan dan kepemimpinan wasit belumlah cukup menguasai. Wasit yang disebut juga umpire dalam softball mempunyai wewenang dan kewajiban dalam memimpin suatu pertandingan. Selain itu juga terdapat peraturan-peraturan lainnya yang wajib untuk dimengerti oleh seorang umpire.
Wasit dalam permainan softball dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya adalah, umpire utama dan umpire base serta penjaga. Dengan demikian dalam satu pertaandingan tidak hanya umpire utama saja yang menentukan sah tidaknya dalam permainan, namun juga umpire-umpire yang lain.
Sebagai umpire juga memiliki tanggung jawab untuk memberikan tanda atau signal dalam permainan. Sebagai contoh yaitu seorang umpire mengucapkan “beater up” merupakan tanda agar seorang beater memasuki area beater box. Misal yang lain adalah “play ball” yaitu tanda dimulainya lemparan pitcher. Selain memberikan tanda-tanda seperti di atas, umpire juga berhak menentukan pelanggaran dan ganjaran bagi setiap tim, pemain ataupun coach. Umpire juga berhak untuk mengeluarkan seorang pemain ataupun coach jika yang dirasa mengganggu jalannya pertandingan.













  DAFTAR PUSTAKA
International Softball Federation. Softball rules.
Piet Burhanudin. Terjemahan International Softball rules 2010 - 2013. Aturan 10. Wasit (umpires). hal 95
Wilson John & Jacob R. Phil. 2004. Softball & Baseball Rules. Lousville. Sport Generation.
http://www.iscfastpitch.com/index.php?page=rules_and_forms. Diakses pada, 11 juni 2012 pukul 22.00 WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Sofbol diakses pada, 14 juni 2012 pukul 19.00 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar